Dalam balutan senja dia berdiri
Mengiringi setiap langkah
Terpasung dan terbelenggu jiwanya
Dengan lelehan serbuk tuhan
Baju zirah dengan pedang terhunus
Rintik air sedih berceceran dimana mana
Tak kenal lelah meski kaki terpincang
Rentetan panah menembus dadanya
Meski raganya sudah lelah
Namun jiwanya masih terus
Deru siul angin menghempaskan raganya
Lilitan kawat tipis menjdi batu sandunganya
Bunga bunga layu mendengar suara tangis di medan perang
Gemericik darah segar mengalir penguasa
Dalam tembok panjang aku menerka tersiksa oleh kekuasaan
Dibalut rasa sombong yang mengekang
Membatasi para pemikir berimajinasi
Ekspetasinya setinggi langit
Tak sadar beban yang diberikan
Tak ada belas kasihan
Nurani pun tak berfungsi
Hanya sombong dan embel embel kekeuasaan
Komentar
Posting Komentar